Haii
semua wkwkwk… gw kali ini mau berbagi pengalaman yg bisa jadi
dibilang pahit atau malah menjadi penyesalan yang mungkin bakal berkepanjangan,
san susah buat di lupain…
Gw
hanya ingin menasihati lo semua yang membaca kisah gw ini “lakukanlah apa yang
ingin lo lakuin dan lakukalah dengan tepat pada waktunya dan jangan sampai lo
menyesal nantinya” itulah sepatah kata yang mungkin dapat mewakili semua
penyesalan yang gw rasakan sekarang hehehe…
Jadi
kisah ini terjadi ketika gw kelas 3 yaitu beberapa bulan sebelum UN. Karena
ingin menghadapi UN, orangtua gw pun memasukan gw ketempat les ternama di
Jakarta dalam upaya untuk meningkatkan nilai UN gw…
setengah bulan gw lewati dan saat itu pula gw menemukan seorang wanita yg
berparas bak bidadari yang turun dari langit yang ga tau kenapa hati gw
langsung deg-degan, “Ini mungkin yg kata orang-orang bidadari turun dari
kayangan” dalam hati gw. Ada rasa kala dimana hati ingin berkenalan tapi
layaknya seperi orang cupu, gw hanya bisa memandanginya dari kejauhan dan
seraya berkata “cewek secantik dia mana mungkin mau punya pacar kayak gw, yang
hanya bermodalkan keringet doing...”
(Gak tau kenapa gw kalo soal masalah cewe itu selalu sensitive makanya
gw sampe sekarang masih jomblo atau mungkin bahkan jones atau istilah jomblo
yang mungkin menjadi bahan tertawaan bagi kalian yang sudah punya pasangan, dan
gw lebih bingungnya lagi jaman sekarang kenapa jomblo itu selalu di kucilkan di
masyarakat… kenapaa? Apa karna kami selalu menjadi seekor
lalat di tengah percintaan kalian? Kenapaa?).
Sebulanpun
berakhir dimana gw masih memandangi senyumnya yang kadang membuat raga ini seakan
ingin meleleh… tapi ada
kalanya dimana sesuatu yang berharga tidak di jual dengan harga yang murah,
dimana persaingan ketat tengah terjadi, yaitu dimana kala TEMAN lo bilang
seperti ini “Fi, Ningsih (nama samaran) cakep ya?gw naksir kayaknya fi” kata
temen gw (sebut saja Aldo). Duuuuaaaarrrr seperti suara biom atom Hiroshima dan
Nagasaki (walaupun gw sendiri gatau
suaranya seperti apa yang penting kata guru sejarah gw sih gede banget…)
harapan gw kayaknya harus pupus karena secara modal gw jelas kalah karna dia
gaul, sering keluar malem, dan yang terpenting adalah dia bisa naik mobil
karena presentasi cewe cantik di Jakarta adalah 85% pilih cowok yang bisa dan
punya mobil pribadi, 10% pilih cowok yang naik motor mungkin karna kepepet dan
terpaksa, 5% belum tentuk selamanya senang
untuk naik motor, jadi kesimpulannya
adalah jangan ngarep kalo pengen kualitas bagus tapi modalnya kurang…
#JAKARTAKERAS)
Saat
itu gw hanya bisa menjawab dengan polosnya “iya Do, lo cocok ko sama ningsih…
hajar aja Do…” kata gw, yang rasanya pengen menghajar diri gw
sendiri. Saat itulah harapan gw sedikit terkikis oleh perkataan teman gw tadi.
Setelah
saat itulah gw mulai memberanikan diri untuk menyapa Ningsih, dan terkadang
memuji parasnya yang cantik hanya untuk melihat senyum manisnya saja, yang mungkin
sampai sekarang belum hilang dan masih membekas namun tetap berharap keajaiban
datang untuk bisa memiliki senyum manisnya, gw pun mencoba untuk basa basi
dengan menanyakan jadwal les besok atau basa-basi lainnya dan berharap untuk
bisa nge-chat panjang dengannya.
Hari
itupun tiba dimana ketika Aldo dan Ningsih mendapat kesempatan untuk menyusul
pelajaran yang ketinggalan karna pertemuan sebelumnya mereka berdua tidak
masuk. Alhasil setelah menyusul pelajaran yang tertinggal, mereka berduapun
menjadi semakin dekat dan teman-teman
dekat aldo yang lain pun membantu menjodohkan mereka. Saat itu lah dimana gw
udah ga ada harapan lagi untuk bisa bersama ningsih karna mereka sudah semakin
dekat layaknya orang yang telah berpacaran, gw pun melewati hari demi hari
dengan biasa saja seperti tak pernah ada perasaan cemburu atau semacamnya…
Setelah
mereka berdua sudah sangat dekat gw pun mencoba untuk menjauh dari Ningsih
karna gw masih menjaga perasaan Aldo, karna bagaimanapun juga Aldo temen gw
juga. Setiaphari gw pun melihat mereka semakin dekat saja, rasa sakit pasti ada
tapi mau bagaimanapun gw harus bertahan walaupun kadang hati gw sendiri udah
mau pecah karna terlalu banyak luka yang telah membekas.
Sebulan
pun belalu dengan sangat cepat dan mereka pun masih bersama, dan saat itu pun
tiba dimana gw menyatakan perasaan gw dengan terpaksa ke Ningsih, karna gw juga
gamau dengan tingkah gw sendiri malah bikin pertemana gw dengan Ningsih
memudar.
“Ningsih…” kata gw (suasana mulai menegangkan dan
biasanya kalo di tipi-tipi back soundnya lagu d’nasib)
“Iya, kenapa rafi?” katanya
“Gw pengen nanya sesuatu boleh ga? Penting…”
kata gw
“iya boleh ko, mau nanya apa?” katanya memperbolehkan
“lo sebenernya udah jadian belom sih sama Aldo?” kata gw
dan berharan kalo Ningsih berkata belom
“Belom wkwk” jawabnya sambil tersenyum
(Alhamdulillah huuh….)
“Ningsih, kemaren si Aldo nanya ke gue, ‘Fi…
lo pernah ngechat sama Ningsih ya? Dan
lo sempet suka juga ya sama dia?’ dia ngomong gitu Sih…”
tanya gw
“Laaaaaahhh aneh….” Jawabnya heran “oohh dia cuma baca chat
doang, truss dia ngomong apalagi?”
“Gw jadi ga enak Sih sama Aldonya, dia kayak langsung
nyimpulin gitu…” Jawab gw dengan santai (santai disini
maksudnya relax ya bukan sambil tidur-tiduran atau guling-gulingan dan apapun
itu)
“Sumpah gapapa kok rafi dia cuma nanya doang, itu juga dulukan ga bener juga kalo lo suka sama guee”
jawabnya dengan polos
“Jujur Sih… Emang Sih gw pernah ingin memperjuangkan lo,
tapi… semakin gw memperjuangkan lo, semakin besar
juga buat gw ngejauh dari lo Sih…” kata gw dengan tegang dan pipis gw keluar
dikit
“Lah… Demi apa…” katanya kaget “Gw
kira lo biasa aja anjir…., Kenapa mikir
gitu Fi?"
“Karna gw takut Sih… gw takut lo ga
bahagia Sih, karna gw sendiri ga punya apa-apa Sih buat bisa bahagiain lo… dan saat ada
Aldo dan saat itu juga gw ngerasa lo akan lebih bahagia mungkin karna dia Sih… dan gw yakin
kok lo emang bakal bahagia karna dia” kata gw dengan sok-sokan jadi gentelmen
padahal hati gw udah jadi serpihan kecil dan siap terbang bersama hembusan
angin…
“Astaga fiii… mikirnya
pajang bangett.. Kenapa
baru ngaku sekarang?” Katanya
BOOOOOOMMM otak gw langsung berhenti bekerja dan terfoku
dengan kata itu dan dengan terpaksa gw harus BOHONG lagi seperti layaknya orang
cemen yang lain…
“Yaaa karna gw takut untuk ngembil resiko Sih…
Dan mungkin, cinta tak harus memiliki juga berlaku buat gw Sih…”
tutup gw dengan senyum “Yang pentingkan lo bahagia…”
Dan sampai sekarang gw masih mencoba untuk mencari orang
yang mungkin tak ada yang sama dengan Ningsih, bagaimana pun juga Dia telah
member banyak pelajaran buat gw untuk kedepannya dan gw sendiri berusaha untuk tidak mengulangi apa kesalahan yang pernah gw buat, dan jujur.. rasa ini memang masih
ada yaitu rasa di mana gw mau dan ingin memiliki senyumnya, segalanya, dan
seutuhnya walaupun kemungkinan itu kecil.
“Perjuangkanlah apa yang
semestinya dan pantas untuk lo perjuangkan, walaupun sebesar apapun resikonya,
cinta akan menuntunmu mencari jalan keluar untuk mempertahankan apa yang
seharusnya cinta itu sendiri pertahankan, dan mencobalah mengerti apa yang
cinta butuhkan dan bukan memaksakan apa yang kita inginkan. Memang benar kata
orang kesempatan memang tak datang dua kali tapi kita sebagai manusia hanya
bisa memberika yang terbaik untuk kesempatan yang di berikan itu…”
Comments