Skip to main content

TELAT




TELAT

Haii semua wkwkwk gw kali ini mau berbagi pengalaman yg bisa jadi dibilang pahit atau malah menjadi penyesalan yang mungkin bakal berkepanjangan, san susah buat di lupain

Gw hanya ingin menasihati lo semua yang membaca kisah gw ini “lakukanlah apa yang ingin lo lakuin dan lakukalah dengan tepat pada waktunya dan jangan sampai lo menyesal nantinya” itulah sepatah kata yang mungkin dapat mewakili semua penyesalan yang gw rasakan sekarang hehehe

Jadi kisah ini terjadi ketika gw kelas 3 yaitu beberapa bulan sebelum UN. Karena ingin menghadapi UN, orangtua gw pun memasukan gw ketempat les ternama di Jakarta dalam upaya untuk meningkatkan nilai UN gw setengah bulan gw lewati dan saat itu pula gw menemukan seorang wanita yg berparas bak bidadari yang turun dari langit yang ga tau kenapa hati gw langsung deg-degan, “Ini mungkin yg kata orang-orang bidadari turun dari kayangan” dalam hati gw. Ada rasa kala dimana hati ingin berkenalan tapi layaknya seperi orang cupu, gw hanya bisa memandanginya dari kejauhan dan seraya berkata “cewek secantik dia mana mungkin mau punya pacar kayak gw, yang hanya bermodalkan keringet doing...”  (Gak tau kenapa gw kalo soal masalah cewe itu selalu sensitive makanya gw sampe sekarang masih jomblo atau mungkin bahkan jones atau istilah jomblo yang mungkin menjadi bahan tertawaan bagi kalian yang sudah punya pasangan, dan gw lebih bingungnya lagi jaman sekarang kenapa jomblo itu selalu di kucilkan di masyarakat kenapaa? Apa karna kami selalu menjadi seekor lalat di tengah percintaan kalian? Kenapaa?).

Sebulanpun berakhir dimana gw masih memandangi senyumnya yang kadang membuat raga ini seakan ingin meleleh  tapi ada kalanya dimana sesuatu yang berharga tidak di jual dengan harga yang murah, dimana persaingan ketat tengah terjadi, yaitu dimana kala TEMAN lo bilang seperti ini “Fi, Ningsih (nama samaran) cakep ya?gw naksir kayaknya fi” kata temen gw (sebut saja Aldo). Duuuuaaaarrrr seperti suara biom atom Hiroshima dan Nagasaki (walaupun gw sendiri  gatau suaranya seperti apa yang penting kata guru sejarah gw sih gede banget) harapan gw kayaknya harus pupus karena secara modal gw jelas kalah karna dia gaul, sering keluar malem, dan yang terpenting adalah dia bisa naik mobil karena presentasi cewe cantik di Jakarta adalah 85% pilih cowok yang bisa dan punya mobil pribadi, 10% pilih cowok yang naik motor mungkin karna kepepet dan terpaksa,  5% belum tentuk selamanya senang untuk naik motor,  jadi kesimpulannya adalah jangan ngarep kalo pengen kualitas bagus tapi modalnya kurang #JAKARTAKERAS)

Saat itu gw hanya bisa menjawab dengan polosnya “iya Do, lo cocok ko sama ningsih hajar aja Do” kata gw, yang rasanya pengen menghajar diri gw sendiri. Saat itulah harapan gw sedikit terkikis oleh perkataan teman gw tadi.

Setelah saat itulah gw mulai memberanikan diri untuk menyapa Ningsih, dan terkadang memuji parasnya yang cantik hanya untuk melihat senyum manisnya saja, yang mungkin sampai sekarang belum hilang dan masih membekas namun tetap berharap keajaiban datang untuk bisa memiliki senyum manisnya, gw pun mencoba untuk basa basi dengan menanyakan jadwal les besok atau basa-basi lainnya dan berharap untuk bisa nge-chat panjang dengannya.

Hari itupun tiba dimana ketika Aldo dan Ningsih mendapat kesempatan untuk menyusul pelajaran yang ketinggalan karna pertemuan sebelumnya mereka berdua tidak masuk. Alhasil setelah menyusul pelajaran yang tertinggal, mereka berduapun menjadi semakin dekat  dan teman-teman dekat aldo yang lain pun membantu menjodohkan mereka. Saat itu lah dimana gw udah ga ada harapan lagi untuk bisa bersama ningsih karna mereka sudah semakin dekat layaknya orang yang telah berpacaran, gw pun melewati hari demi hari dengan biasa saja seperti tak pernah ada perasaan cemburu atau semacamnya

Setelah mereka berdua sudah sangat dekat gw pun mencoba untuk menjauh dari Ningsih karna gw masih menjaga perasaan Aldo, karna bagaimanapun juga Aldo temen gw juga. Setiaphari gw pun melihat mereka semakin dekat saja, rasa sakit pasti ada tapi mau bagaimanapun gw harus bertahan walaupun kadang hati gw sendiri udah mau pecah karna terlalu banyak luka yang telah membekas.

Sebulan pun belalu dengan sangat cepat dan mereka pun masih bersama, dan saat itu pun tiba dimana gw menyatakan perasaan gw dengan terpaksa ke Ningsih, karna gw juga gamau dengan tingkah gw sendiri malah bikin pertemana gw dengan Ningsih memudar.
            “Ningsih” kata gw (suasana mulai menegangkan dan biasanya kalo di tipi-tipi back soundnya lagu d’nasib)
            “Iya, kenapa rafi?” katanya
            “Gw pengen nanya sesuatu boleh ga? Penting” kata gw
            “iya boleh ko, mau nanya apa?” katanya memperbolehkan
            “lo sebenernya udah jadian belom sih sama Aldo?” kata gw dan berharan kalo Ningsih berkata belom
            “Belom wkwk” jawabnya sambil tersenyum
            (Alhamdulillah huuh.)
            “Ningsih, kemaren si Aldo nanya ke gue, ‘Fi lo pernah ngechat sama Ningsih ya?  Dan lo sempet suka juga ya sama dia?’ dia ngomong gitu Sih” tanya gw
            “Laaaaaahhh aneh.” Jawabnya heran “oohh dia cuma baca chat doang, truss dia ngomong apalagi?”
            “Gw jadi ga enak Sih sama Aldonya, dia kayak langsung nyimpulin gitu” Jawab gw dengan santai (santai disini maksudnya relax ya bukan sambil tidur-tiduran atau guling-gulingan dan apapun itu)
            “Sumpah gapapa kok rafi dia cuma nanya doang, itu juga dulukan ga bener juga kalo lo suka sama guee” jawabnya dengan polos
            “Jujur Sih Emang Sih gw pernah ingin memperjuangkan lo, tapi semakin gw memperjuangkan lo, semakin besar juga buat gw ngejauh dari lo Sih” kata gw dengan tegang dan pipis gw keluar dikit
            “Lah Demi apa” katanya kaget “Gw kira lo biasa aja anjir., Kenapa mikir gitu Fi?"
            “Karna gw takut Sih gw takut lo ga bahagia Sih, karna gw sendiri ga punya apa-apa Sih buat bisa bahagiain lo dan saat ada Aldo dan saat itu juga gw ngerasa lo akan lebih bahagia mungkin karna dia Sih dan gw yakin kok lo emang bakal bahagia karna dia” kata gw dengan sok-sokan jadi gentelmen padahal hati gw udah jadi serpihan kecil dan siap terbang bersama hembusan angin
            “Astaga fiii mikirnya pajang bangett.. Kenapa baru ngaku sekarang?” Katanya
            BOOOOOOMMM otak gw langsung berhenti bekerja dan terfoku dengan kata itu dan dengan terpaksa gw harus BOHONG lagi seperti layaknya orang cemen yang lain
            “Yaaa karna gw takut untuk ngembil resiko Sih Dan mungkin, cinta tak harus memiliki juga berlaku buat gw Sih” tutup gw dengan senyum “Yang pentingkan lo bahagia
            
            Dan sampai sekarang gw masih mencoba untuk mencari orang yang mungkin tak ada yang sama dengan Ningsih, bagaimana pun juga Dia telah member banyak pelajaran buat gw untuk kedepannya dan gw sendiri berusaha untuk tidak mengulangi apa kesalahan yang pernah gw buat, dan jujur.. rasa ini memang masih ada yaitu rasa di mana gw mau dan ingin memiliki senyumnya, segalanya, dan seutuhnya walaupun kemungkinan itu kecil.
            
           “Perjuangkanlah apa yang semestinya dan pantas untuk lo perjuangkan, walaupun sebesar apapun resikonya, cinta akan menuntunmu mencari jalan keluar untuk mempertahankan apa yang seharusnya cinta itu sendiri pertahankan, dan mencobalah mengerti apa yang cinta butuhkan dan bukan memaksakan apa yang kita inginkan. Memang benar kata orang kesempatan memang tak datang dua kali tapi kita sebagai manusia hanya bisa memberika yang terbaik untuk kesempatan yang di berikan itu

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Ngasal : Cabe-Cabean

Cabe-Cabean Cabe-cabean… Kaulah yang membuat jalanan di kota jakarta berwarna Dengan celana gemesmu yang imut-imut menggemaskan Membuat setiap kaum adam yang melihatnya seakan terbujur kaku tak berdaya Cabe-cabean… Kau adalah suatu spesies baru yang timbul karna adanya seleksi alam yang keras di Jakarta Bedakmu yang tebal terlihat seperti bayi iblis yang baru akil balik Lipstikmu yang merah melambangkan bahwa semua yang dipaksakan tak akan berujung indah Semua itu dilakukan-nya untuk menunjang kemerdekaan spesies mereka Cabe-cabean… Kau membuat setiap insan di jalan ibu kota semakin bersimpati kepada kalian Iyaa, kalian yang rambutnya bau matahari Iyaa, kalian yang keteknya harum seperti kabel kebakar Iyaa, kalian yang memakai hotpant balapan sama sempak Itulah yang membuat kita sebagai pengguna jalan bawaannya ingin memusnahkan seluruh spesies kalian Cabe-cabean… Untuk cabe-cabean yang kami masih memaklumi keberadaan kalian Memaklumi se...

Miss, Miss, Missed

Miss, Miss, Missed Otakku mengiris detak dadaku Hatiku mengikat, terancam Darahku mengalir tak bertuan Rasa ingin, tapi tak sampai Matahari berputar sangat terasa ‘Mati’pun menjadi hidup Rintik hujan ikut mersenandung Hitam pekat menjadi teman Mata dan langit bersahabat Pergelangan dan dagu tak berjarak Keramaian yang membangunkan tuli Pikirku membunuh jenaka Petikan minor Apa arti memandang? Tidur terkhianat mimpi Berbalap nafas dan angin

Puisi Ngasal : BTB

BTB Bahagia… Saat pertama kali ku melihat senyumnya Saat pertama kali ku menatap sayup matanya Saat pertama kali ku merasanyaman di dekatnya Saat pertama kali ia merubah hari ku menjadi indah Merubah segalanya menjadi terasa sempurna Seharusnya… Berubah… Berubah untuk menjadi seseorang yang disayang Berubah untuk menjadi apa yang dia inginkan Berubah untuk bisa menjadi selalu ada disaat ia butuhkan Berubah untuk bisa menjadi apa yang diharapkan Semua terasa berubah, sampai pada akhirnya… Sadarlah gue ini adalah BTB (Berubah Tidak Baik) Berharap… Berharap untuk dia bisa punya perasaan yang sama Berharap bahwa perjuangan gue selama ini ga sia-sia Berharap untuk bisa membahagiakan ia seutuhnya Berharap untuk memiliki senyum manisnya Berharap seakan semua itu akan terjadi sampai… Pada akhirnya harapan itu lenyap seakan hilang di telan rasa sakit yang tak terbendung Mungkin… Mungkin gue bukanlah apa yang dia inginkan Mungkin apa ya...